Oleh Syaikh
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz
Salah satu
upaya untuk menjaga shalat fajar tepat pada waktunya dan melaksanakannya secara
berjamaah, maka hendaklah seseorang bersegera untuk tidur dan tidak begadang
terlalu malam.
Adalah Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam membenci tidur sebelum Isyak dan ngobrol
sesudahnya.
Disyariatkan
bagi mukminin dan mukminat mencurahkan segala kemampuannya untuk menjaga shalat
agar tepat pada waktunya tidak begadang setelah Isyak, karena hal itu terkadang
menjadikan seseorang ketiduran --ketinggalan Shalat Fajar--. Seyogyanyalah pada
saat-saat yang perlu dicermati ini kita saling tolong menolong agar bisa
melaksanakannya. Sebagaimana layaknya tolong menolong antar anggota keluarga
dalam menunaikan urusan shalat Fajar ini.
Allah
berfirman :
"Artinya
: Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan
jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran". [Al-Maidah :
2]
"Artinya
: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi
kesabaran". [Al-Ashr : 1-3].
Wajib bagi
kaum muslimin saling memberi nasehat dan berwasiat tentang kebenaran, tolong
menolong dalam kebaikan, dan amar ma'ruf nahi mungkar sebelum terjadinya
hukuman dari Allah. Telah ada hadist shahih dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam berkenan dengan perkara tersebut :
"Artinya
: Sesungguhnya manusia, apabila melihat kemungkaran dan tidak berupaya untuk merubahnya,
dikhawatirkan Allah akan menyegerakan hukuman bagi mereka secara umum".
"Artinya
: Ad-dien itu adalah nasihat, ad-dien itu adalah nasihat, ad-dien itu adalah
nasihat'. (Nasihat artinya sucinya hati atau ikhlas). Maka bertanyalah sahabat,
'Untuk siapa Ya Rasulullah ?'. Nabi menjawab : 'Untuk Allah, Kitab-Nya,
Rasul-Nya dan Imam-imam kaum muslimin, serta kaum muslimin semuanya".
Berkata
Jarir bin Abdullah Al-Bajaliy Radhiyallahu anhu.
"Artinya
: Aku membai'at Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam untuk menegakkan
shalat, menunaikan zakat dan nasehat untuk setiap muslim".
Disyari'atkan
bagi setiap muslim manakala mendengar ajaran yang berfaedah agar
menyampaikannya kepada yang lain, demikian pula muslimat agar supaya
menyampaikan kepada yang lain, manakala mendengar ilmu yang bermanfaat. Hal ini
berdasarkan sabda Nabi, "Sampaikan ajaran dariku sekalipun hanya satu
ayat".
Adalah Nabi
manakala berkhotbah di hadapan manusia beliau bersabda : "Hendaklah orang
yang menyaksikan (hadir) menyampaikan kepada yang tidak hadir, adakalanya
seorang penyampai ajaran (mubaligh) tidak lebih menguasai dari yang sekedar
mendengar".
Sabdanya
lagi :
"Artinya
: Barangsiapa meniti jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah akan permudah
baginya jalan menuju jannah".
Termasuk
dalam hadits ini adalah, bagi siapa saja yang datang ke masjid, atau tempat
yang terdapat disana halaqah ilmu dan pengajaran ilmu yang bermanfaat. Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya
: Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kabaikan, maka Allah fahamkan dia
terhadap agama.
Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Artinya
: Allah pasti melihat dengan kasih sayang-Nya terhadap seseorang yang mendengar
perkataanku (Nabi), lalu meresponnya dengan baik kemudian melaksanakannya
sebagaimana yang di dengar, adakalanya pembicara (mubaligh) itu lebih pandai
daripada pendengar adakalanya mubaligh itu menyampaikan kepada yang lebih
pandai darinya".
"Artinya
: Tidalah suatu kaum itu berkumpul di rumah-rumah Allah, kemudian mereka
membaca kitabullah dan saling mengajarkan di antara mereka kecuali rasa tenang
akan turun kepada mereka, mereka akan Allah dengan rahmat dan akan dikelilingi
Malaikat serta mereka diingat Allah tentang apa-apa yang ada di sisi-Nya".
Ini
menunjukkan disyariatkannya berlomba dalam halaqah ilmu, menaruh perhatian
besar terhadapnya, dan tamak untuk berkumpul dalam rangka tilawatul qur'an dan
saling mengajarkannya.
Diantaranya
ialah mendengarkan acara-acara keagamaan, penyampaian hadits-hadits yang
bermanfaat, penyiaran tilawah qur'an yang dipandu oleh mereka yang dipandang
mampu dalam bidang ilmu agama dan bashirah (hujjah) serta kebaikan aqidah.
Sebagaimana
sudah dimaklumi, bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan jin dan manusia
untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah, sudah semestinya dilakukan berdasarkan
ilmu. Manusia tidak akan mengerti hakekat ibadah yang telah dibebankan
kepadanya kecuali dengan belajar dan mendalami agama. Allah berfirman :
"Artinya
: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku". [Adz-Dzariyat : 56].
Ibadah yang
bagaimanakah yang diwajibkan kepada kita untuk mempelajari dan mempelajarinya ?
Yaitu segala sesuatu yang disyari'atkan Allah dan dicintainya untuk dilakukan
hamba-Nya, seperti shalat, zakat, shiyam dan selainnya. Kemudian Allah
berfirman :
"Artinya
: Dan orang-orang yang membayar zakat".
Zakat adalah
haqqul mal, Allah mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengeluarkan zakat dari
sebagian hartanya kepada yang berhak menerima. Allah mewajibkan bagi pembayar
zakat agar ikhlas karena Allah berharap pahala-Nya serta takut terhadap
hukumannya. Allah berfirman :
"Artinya
: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin". [At-taubah : 60].
Kemudian
Allah melanjutkan firman-Nya :
"Artinya
: Mereka mentaati Allah dan Rasul-Nya".
Setelah
Allah menyebutkan shalat, zakat, loyalitas diantara kaum mukmin, amar ma'ruf
nahi mungkar, Allah berfirman :
"Artinya
: Mereka mentaati Allah dan Rasul-Nya".
Yaitu,
(taat) dalam segala sesuatu, seperti taat dalam masalah amar ma'ruf nahi
mungkar, shalat dan zakat. Pendek kata, mentaati Allah dalam segala hal.
Demikian
sifat mukminin dan mukminat, yaitu mereka selalu mentaati Allah dan Rasul-Nya
dalam setiap perintah dan larangan-Nya dimanapun mereka berada. Agama seseorang
tidak akan sempurna kecuali dengan ketaatan yang utuh kepada-Nya.
Allah
berfirman :
"Artinya
: Mereka itulah orang-orang yang akan mendapat karunia Allah".
Kemudian
Allah menjelaskan bahwasanya orang-orang yang istiqamah dalam agamanya,
menunaikan kewajiban terhadap Allah, mentaati-Nya dan mentaati Rasulullah
Shallalalhu 'alaihi wa sallam, mereka itulah yang berhak mendapat karunia di
dunia dan di akhirat karena ketaatannya kepada Allah, keimanan dengan-Nya serta
pelaksanaan kewajiban terhadap-Nya.
Hal itu juga
menunjukkan bahwa sesungguhnya bagi orang yang berpaling, lalai dan orang-orang
yang mengabaikan kewajiban, maka bagi mereka sama halnya dengan menyodorkan
dirinya untuk di adzab Allah dan dimurkai-Nya.
Rahmat Allah
bisa diperoleh dengan amal shalih dan kesungguhan dalam mentaati Allah dan
menegakkan perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berpaling serta mengikuti hawa
nafsu atau setan, maka baginya naar pada hari kiamat.
Allah
berfirman :
"Artinya
: Adapun orang-orang yang melampui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan
dunia, maka sesungguhnya narlah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang
yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa
nafsunya. Maka sesungguhnya janahlah tempata tinggal(nya)". [An-Naziat :
38-41].
Kita memohon
kepada Allah dengan Asma'ul Husna-Nya dan sifat-sifat-Nya yang tinggi, semoga
Allah menunjukkan kita dan segenap kaum muslimin kepada ilmu yang bermanfaat
dan amal yang shalih, semoga Allah memperbaiki hati kita dan amal kita
sekalian, semoga Allah memberi rezeki berupa kemampuan melaksanakan Tawashau
bil haq dan tawashau bish shabr, tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan,
mengutamakan akhirat atas dunia, mempunyai keinginan untuk tetap memiliki
keselamatan hati dan amal, ambisi untuk bermanfaat bagi kaum muslimin di
manapun mereka berada.
Kita memohon
kepada Allah semoga Dia memenangkan agama-Nya, meninggikan kalimat-Nya,
membimbing para pemimpin kaum muslimin keseluruhan, memperbaiki hati dan amal
mereka, memberi mereka pemahaman agama dan kelapangan hati untuk berhukum dan
memutuskan perkara dengan syari'at-Nya, tetap istiqamah di jalan-Nya.
Mudah-mudahan Allah senantiasa melindungi kita dan seluruh kaum muslimin di
segala penjuru dari berbagai macam fitnah dan ujian, menghinakan musuh-musuh
Islam di manapun mereka berada, membatasi ruang lingkup kekuasaan mereka, serta
menolong ikhwan-ikhwan kita para mujahidin fie sabilillah di setiap tempat.
Sesungguhnya Allah pemimpin kaum muslimin dan Maha Kuasa atasnya.
Wa
shalallahu wasallam 'ala nabiyina Muhammadin wa alihi shahbihi ajma'iin.
[Disalin
dari buku Akhlaqul Mukminin wal Mukminat, dengan edisi Indonesia Akhlak Salaf,
Mukminin dan Mukminat, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz, hal.
50-58, terbitan Pustaka At-Tibyan, penerjemah Ihsan]
Semoga artikel ini
bermanfaat bagi kita semua, anda pun bisa mendownloadnya dalam bentuk PDF .
Download PDFIkuti Panduan Download jika anda kesulitan untuk mendownloadnya
Jika linknya sudah mati atau tidak bisa mendownload silahkan hubungi Pengelola
0 komentar:
Posting Komentar