Rabu, 24 Oktober 2012

Di Sisinya Selalu Ada Cinta

Author: Abu Aufa

Pagi yang cerah selalu membuatku bergairah menapakkan
kaki di aspal hitam yang masih tampak basah. Merentas
jeruji cahaya mentari yang masih malu menembus
putihnya awan, bertemankan canda mesra kupu-kupu
beraneka warna dan bunga-bunga yang merekah. Megahnya
simfoni alam yang melantunkan senandung tasbih dan
tahmid dari tetesan sisa-sisa embun di tanah, seakan
menambah pesona pagi yang indah.

Di jalanan juga tampak banyak orang yang dengan penuh
semangat berolah raga. Ada yang hanya berjalan santai
menghirup udara segar, ada pula yang berlari-lari
kecil dan tak sedikit yang terlihat menuntun anjingnya
yang bergerak lincah kesana kemari. Wajah-wajah mereka
terlihat segar dielus lembut sinar mentari pagi,
padahal beberapa di antaranya tampak tidak lagi
berusia muda, terlihat dari guratan-guratan keriput di
wajah.

Tampak dari kejauhan dua sosok manusia berjalan ke
arahku, "Selalu mereka," aku bergumam dalam hati.
Semakin dekat, semakin terdengar nafas yang
terengah-engah dan terlihat simbahan peluh yang
mengucur membasahi sekujur tubuh mereka.

"Ohayou gozaimasu," sapa obachan itu ramah seraya
sedikit membungkukkan tubuhnya.

Di sampingnya, anak lelaki yang berkepala besar dan
berperawakan pendek itu juga terdengar menyapa, namun
dengan suara tak jelas. Terlihat dari raut wajahnya ia
berbeda dengan anak yang umurnya sebaya. Wajah itu
berhiaskan mata yang sipit dan turun, dagu yang kecil
membuat lidah terlihat menonjol keluar serta lebar
tengkorak tampak pendek di kepalanya yang dicukur
botak.

Sekali-kali tangan lebar dengan jari-jari pendek itu
susah payah menyeka wajahnya dengan handuk kecil,
tampak koordinasi gerakan tangannya lemah sekali. Tak
jarang obachan di sebelahnya ikut membantu, dihapusnya
cucuran keringat anak lelaki itu dengan kasih sayang,
penuh selaksa cinta yang terpancar jelas dari binar
matanya. Seketika, mata anak lelaki yang sering
menatap kosong itu pun terlihat senang.

"Kono ko wa uchi no musuko desu," katanya terdengar
jelas dan bangga, seakan tahu pertanyaan yang
menyergap di benakku.

Aku hanya tersenyum, menganggukkan kepala dan tak
berkata apa-apa. Seiring langkah mereka yang semakin
menjauh, kutatap kepergian obachan dan anak lelaki
yang berjalan goyah itu dengan perasaan berkecamuk
menjadi satu. Pikiranku lalu menerawang, menembus
lorong ruang dan waktu. Melayang, meninggalkan sosok
tubuhku yang masih berdiri tak bergeming, takjub
dengan sebuah keajaiban cinta.

Cinta seorang ibunda kepada anak-anaknya memang
membuat kita selalu terpesona. Jikalau kasih seorang
anak adalah sepanjang galah, kasih ibunda tentu
sepanjang jalan. Bahkan andaikan kasih anak itu
sepanjang jalan, maka kasih ibunda adalah sepanjang
masa.

Obachan itu pasti tak pernah tahu bahwa ada surga di
telapak kakinya, sehingga ia merasa perlakuannya
biasa-biasa saja. Namun bagiku, ia adalah seorang
wanita istimewa yang di sisinya selalu ada cinta,
karena amanah berupa seorang anak yang cacat mental
hanya dianugerahkan kepada wanita-wanita istimewa.

ALLAHua'lam bi shawab.

*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb FiLlah wa LiLlah,

Abu Aufa

Catatan:
- Ohayou gozaimasu: selamat pagi
- Obachan: wanita berumur, setengah tua
- Kono ko wa uchi no musuko desu: dia adalah anak
laki-laki saya




Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, anda pun bisa mendownloadnya dalam bentuk PDF .
DownloadPDF

Ikuti Panduan Download jika anda kesulitan untuk mendownloadnya

Jika linknya sudah mati atau tidak bisa mendownload silahkan hubungi Pengelola

Sampai jumpa di artikel berikutnya...... 

Sabtu, 20 Oktober 2012

Salahuddin Al-Ayyubi


Saduran dari Abul Hassan Ali Nadwai
Judul asli : Saviors of Islamic Spirit.

Salahuddin dibesarkan sama seperti anak-anak orang Kurdi biasa. Pendidikannya juga seperti orang lain, belajar ilmu-ilmu sains di samping seni peperangan dan mempertahankan diri. Tiada seorangpun yang menyangka sebelum ia menguasai Mesir dan menentang tentera Salib bahwa anak Kurdi ini suatu hari nanti akan merampas kembali Palestina dan menjadi pembela akidah Islamiah yang hebat. Dan tiada siapa yang menyangka pencapaiannya demikian hebat sehingga menjadi contoh dan perangsang memerangi kekufuran hingga ke hari ini.
Stanley Lane Poole (1914) seorang penulis Barat menyifatkan Salahuddin sebagai anak seorang governor yang memilliki kelebihan daripada orang lain tetapi tidak menunjukkan satupun tanda-tanda ia akan menjadi  orang hebat pada masa depan. Akan tetapi ia menunjukkan akhlak yang mulia. Walau bagaimanapun Allah telah mentakdirkannya untuk menjadi pemimpin besar pada zamannya dan Allah telah menyediakan dan memudahkan jalan-jalannya untuk menjadi pemimpin agung itu. Ketika ia menjadi tentera Al-Malik Nuruddin, sultan Aleppo, ia diperintahkan untuk pergi ke Mesir. Pada masa itu Mesir diperintah oleh sebuah kerajaan Syi'ah yang tidak bernaung di bawah khalifah. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salah uddin telah menulis bahawa Salahuddin sangat berat dan memaksa diri untuk pergi ke Mesir bagaikan orang yang hendak di bawa ke tempat  pembunuhan (Bahauddin, 1234). Tetapi itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan firman Allah, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu" (Al-Baqarah:216).
Pertukaran Hidup Salahuddin al Ayubi Ketika Salahuddin menguasai Mesir, ia tiba-tiba berubah. Ia yakin bahwa Allah telah mempertanggung jawabkan kepadanya satu tugas yang amat berat yang tak mungkin dapat dilaksanakan jika ia tidak  bersungguh-sungguh. Bahauddin telah menuliskan dalam catatannya bahwa Salahuddin sebaik-baik sahaja ia menjadi pemerintah Mesir. Dunia dan kesenangannya telah lenyap dari pandangan matanya. Dengan hati yang rendah dan syukur kepada Allah ia telah menolak godaan-godaan dunia dan segala kesenangannya (Bahauddin,1234).
Bahkan Stanley Lane Poole (1914) telah menuliskan bahwa Salahuddin mengubah cara hidupnya kepada yang lebih keras. Ia bertambah wara' dan menjalani hidup yang lebih berdisiplin dan sederhana. Ia mengnepikan corak hidup senang dan memilih corak hidup "Spartan" yang menjadi contoh kepada tenteranya. Ia menumpukan seluruh tenaganya untuk satu tujuan yaitu untuk membina kekuasaan Islam yang cukup kuat untuk menghalau orang kafir dari tanah air Islam.
Salahuddin pernah berkata, "Ketika Allah menganugerahkan aku bumi Mesir, aku yakin Dia juga bermaksud Palestina untukku. Ini menyebabkan ia memenangkan perjuangan Islam. Sehubungan dengan ia telah menyerahkan dirinya untuk jalan jihad.
Semangat Jihadnya Fikiran Salahuddin sentiasa tertumpu kepada jihad di jalan Allah. Bahauddin telah mencatatkan bahwa semangat Salahuddin yang berkobar-kobar untuk berjihad menentang tentera Salib telah menyebabkan jihad menjadi tajuk perbincangan yang paling digemarinya. Ia sentiasa meluangkan seluruh tenaganya untuk memperkuat pasukan tenteranya, mencari  mujahid-mujahid dan senjata untuk tujuan berjihad. Jika ada sesiapa yang bercakap kepadanya berkenaan jihad ia akan memberikan sepenuh perhatian.  Sehubungan dengan ini ia lebih banyak di dalam khemah perang daripada duduk di istana bersama sanak keluarga.
Siapa saja yang menggalakkannya berjihad akan mendapat kepercayaannya. Siapa saja yang memerhatikannya akan dapat melihat apabila ia telah memulakan jihat melawan tentera salib ia akan menumpahkan seluruh perhatiannya kepada persiapan perang dan menaikkan semangat tenteranya.
Dalam medan peperangan ia bagaikan seorang ibu yang garang kehilangan anak tunggal akibat dibunuh oleh tangan jahat. Ia akan bergerak dari satu ujung medan peperangan ke ujung yang lain untuk mengingatkan tenteranya supaya benar-benar berjihad di jalan Allah semata-mata. Ia juga akan pergi ke seluruh pelosok tanah air dengan mata yang berlinang mengajak manusia supaya bangkit membela Islam.
Ketika ia mengepung Acre ia hanya minum, itupun selepas dipaksa oleh doktor peribadinya tanpa makan. Doktor itu berkata bahawa Salahuddin hanya makan beberapa suap makanan semenjak hari Jumaat hingga senin kerena ia tidak mahu perhatiannya kepada peperangan terganggu. (Bahauddin, 1234).
Peperangan Hittin
Satu seri peperangan yang sengit telah berlaku antara tentera Salahuddin dengan tentera Salib di kawasan Tiberias di kaki bukit Hittin. Akhirnya pada 24 Rabiul-Akhir, 583 H, tentera Salib telah kalah. Dalam peperangan ini Raja Kristian yang memerintah Palestina telah dapat di tawan beserta adiknya Reginald dari Chatillon. Pembesar-pembesar lain yang dapat ditawan ialah Joscelin dari Courtenay, Humphrey dari Toron  dan beberapa orang ternama yang lain. Banyak juga tentera-tentera Salib berpangkat tinggi telah tertawan. Stanley Lane-Poole menceritakan bahwa dapat dilihat seorang tentera Islam telah membawa 30 orang tentera Kristian yang ditawannya sendiri diikat dengan tali khemah.
Mayat-mayat tentera Kristian bertimbun-timbun seperti batu di atas batu di antara salib-salib yang patah, potongan tangan dan kaki dan kepala-kepala manusia berguling seperti buah tembikai. Dianggarkan 30,000 tentera Kristian telah mati dalam peperangan ini. Setahun selepas peperangan, timbunan tulang dapat dilihat memutih dari jauh.
Kecintaan Salahuddin kepada Islam
Peperangan Hittin telah menyerahkan kecintaan Salahuddin kepada Islam. Stanley Lane-Poole menulis bahwa Salahuddin berkhemah di medan peperangan semasa peperanggan Hittin. Pada satu ketika setelah khemahnya didirikan diperintahkannya tawanan perang dibawa ke hadapannya. Maka dibawalah Raja Palestina dan Reginald dari Chatillon masuk ke khemahnya. Dipersilakan sang Raja duduk di dekatnya. Kemudian ia bangun pergi ke hadapan Reginald lalu berkata, "Dua kali aku telah bersumpah untuk membunuhnya. Pertama ketika ia bersumpah akan melanggar dua kota suci dan kedua ketika ia menyerang jamaah haji. Ketahuilah aku akan menuntut bela Muhammad saw atasnya". Lalu ia menghunuskan pedangnya dan memenggal kepala Reginald. Mayatnya kemudian dibawa keluar oleh pengawal dari khemah.
Raja Palestina apabila melihat adiknya dipancung, ia mengeletar karena menyangka gilirannya akan tiba. Tetapi Salahuddin menjamin tidak akan mengapa-apakannya sambil berkata, "Bukanlah kelaziman seorang raja membunuh raja yang lain, tetapi orang itu telah melanggar segala batas-batas, jadi terjadilah apa yang telah terjadi".
Tindakan Salahuddin adalah disebabkan kebiadaban Reginald kepada Islam dan Nabi Muhammad saw. Bahauddin bin Shaddad, penasihat kepercayaan Salahuddin mencatatkan bila jamaah haji dari Palestina diserang dicederakan tanpa belas kasihan oleh Reginald, di antara tawanannya merayu supaya mereka dikasihani. Tetapi Reginald dengan angkuhnya mengatakan, "Mintalah kepada Nabi kamu, Muhammad, untuk menyelematkan kamu".
Ketika ia mendengar berita ini ia telah berjanji akan membunuh Reginald dengan  tangannya sendiri apabila ia dapat menangkapnya. Kemenangan peperangan Hittin telah membuka jalan mudah kepada Salahuddin untuk menaklukkan Baitul Muqaddis. Bahauddin telah mencatatkan bahwa Salahuddin sangat-sangat berkeinginan untuk menawan baitul Muqaddis hingga bukitpun akan mengecil dari beban yang dibawa di dalam hatinya. Pada hari jumaat, 27 Rajab, 583H, yaitu pada hari Isra' Mi'raj, Salahuddin telah memasuki banda suci tempat Rasulullah saw. naik ke langit. Dalam catatan Bahauddin ia menyatakan inilah kemenangan atas kemenangan.
Banyak orang yang terdiri dari ulama, pembesar-pembesar, peniaga dan orang-orang biasa datang merayakan gembira kemenangan ini.
Kemudiannya banyak lagi orang datang dari pantai dan hampir semua ulama-ulama dari Mesir dan Syria datang untuk mengucapkan tahniah kepada Salahuddin. Boleh  dikatakan hampir semua pembesar-pembesar datang. Kumandang "Allahhu Akbar" dan "Tiada tuhan melainkan Allah" telah memenuhi langit.
Selepas 90 tahun kini sembahyang Jumaat telah diadakan semula di Baitul Muqaddid. Salib yang terpampang di 'Dome of Rock' telah diturunkan. Betapa  hebatnya peristiwa ini tidak dapat digambarkan. Hanya Allah saja yang tahu betapa hebatnya hari itu.
Salahuddin yang Penyayang
Sifat penyayang dan belas kasihan Salahuddin semasa peperangan ini sangat jauh berbeda daripada kekejaman musuh Kristiannya. Ahli sejarah Kristian pun mengakui hal ini. Lane-Poole men gesahkan bahwa kebaikan hati Salahuddin telah mencegahnya daripada membalas dendam. Ia telah menuliskan yang Salahuddin telah menunjukkan ketiggian akhlaknya ketika orang-orang Kristian menyerah kalah. Tenteranya sangat bertanggung jawab, menjaga peraturan di setiap jalan, mencegah segala bentuk kekerasan hinggakan tiada kedengaran orang-orang Kristian diperlakukan tidak baik. Semua jalan keluar-masuk ke Baitul Muqaddis di tangannya dan seorang yang amanah telah dilantik di pintu Nabi Daud untuk menerima uang tebusan daripada orang-orang Kristian yang ditawan. Lane-Poole juga telah menuliskan bahawa Salahuddin telah mengatakan kepada pegawainya, "Adikku telah membuat infak, Padri besar pun telah benderma. Sekarang giliranku pula". Lalu ia memerintahkan pegawainya mengumumkan di jalan-jalan Jerusalem bahwa sesiapa yang tidak mampu membayar tebusan boleh dibebaskan. Maka berbondong-bondonglah orang keluar dari pintu St. Lazarus dari pagi hingga ke malam. Ini merupakan sedekah Salahuddin kepada orang miskin tanpa menghitung bilangan mereka. Selanjutnya Lane-Poole menuliskan bagaimana pula tindak-tanduk tentera Kristian ketika menaklukkan Baitul Muqaddis kali pertama pada tahun 1099. Telah tercatat dalam sejarah bahawa ketika Godfrey dan Tancred menunggang kuda di jalan-jalan Jerusalem jalan-jalan itu 'tersumbat' dengan mayat-mayat, orang-orang Islam yang tidak bersenjata disiksa, dibakar dan dipanah dari jarak dekat di atas bumbung dan menara rumah-rumah ibadah. Darah yang membasahi bumi yang mengalir dari pembunuhan orang-orang Islam secara beramai-ramai telah mencermarkan kesucian gereja di mana sebelumnya kasih sayang sentiasa diajarkan. Maka sangat bernasib baik orang-orang Kristian apabila mereka dilayani dengan baik oleh Salahuddin. 
Lane-Poole juga menuliskan, jika hanya penaklukan Jerusalem sahaja yang diketahui mengenai Salahuddin, maka ia sudah cukup membuktikan dialah seorang penakluk yang paling penyantun dan baik hati di zamannya bahkan mungkin di sepanjang zaman.
Perang Salib Ketiga
Perang Salib pertama ialah kejatuhan Palestina kepada orang-orang Kristian pada tahun 1099 (490H) manakala yang kedua telah dimenangi oleh Salahuddin dalam peperangan Hittin pada tahun 583H (1187M) di mana beberapa hari kemudian ia telah menaklukkan Baitul Muqaddis tanpa perlawanan.
Kekalahan tentera Kristian ini telah menggegarkan seluruh dunia Kristian. Maka bantuan dari Eropah telah dicurahkan ke bumi Palestina. Hampir semua raja dan panglima perang dari dunia Kristian seperti Fredrick Barbossa raja Jerman, Richard The Lion raja England, Philips Augustus raja Perancis, Leopold dari Austria, Duke of Burgundy dan Count of Flanders telah bersekutu menyerang Salahuddin yang hanya dibantu oleh beberapa pembesarnya dan saudara maranya serta tentaranya untuk mempertahankan kehormatan Islam. Berkat pertolongan Allah mereka tidak dapat dikalahkan oleh tentera bersekutu yang besar itu.
Peperangan ini berlanjutan selama 5 tahun hingga menyebabkan kedua belah pihak menjadi lesu dan jemu. Akhirnya kedua belah pihak bersetuju untuk membuat perjanjian di Ramla pada tahun 588H. Perjanjian ini mengakui Salahuddin adalah pengusa Palestina seluruhnya kecuali bandar Acra diletakkan di bawah pemerintahan Kristian. Maka berakhirlah peperangan Salib ketiga.
Lane-Poole telah mencatatkan perjanjian ini sebagai berakhirnya Perang Suci yang telah berlangsung selama 5 tahun. Sebelum kemenangan besar Hittin pada bulan Julai, 1187 M, tiada satu inci pun tanah Palestina di dalam tangan orang-orang Islam. Selepas Perjanjian Ramla pada bulan September, 1192 M, keseluruhanya menjadi milik mereka kecuali satu jalur kecil dari Tyre ke Jaffa. Salahuddin tidak ada rasa malu apapun dengan perjanjian ini walaupun sebahagian kecil tanah Palestina masih di tangan orang-orang Kristian.
Atas seruan Pope, seluruh dunia Kristian telah  mengangkat senjata. Raja England, Perancis, Sicily dan Austria serta Duke of Burgundy, Count of Flanders dan beratus-ratus lagi pembesar-pembesar telah bersekutu membantu Raja dan Putra Mahkota Palestina untuk mengembalikan kerajaan Jerusalem kepada pemerintahan Kristian. Walau bagaimanapun ada raja yang mati dan ada yang balik dan sebahagian pembesar-pembesar Kristian telah terkubur di Tanah Suci itu, tetapi Tanah Suci itu masih di dalam tangan Salahuddin.
Selanjutnya Lane-Poole mencatatkan, seluruh kekuatan dunia Kritian yang telah ditumpukan dalam peperangan Salib ketiga tidak mengoyangkan kekuatan Salahuddin. Tenteranya mungkin telah jemu dengan peperangan yang menyusahkan itu tetapi mereka tidak pernah undur apabila diseru untuk menjualkan jiwa raga mereka di jalan Tuhan. Tenteranya yang berada jauh di lembah Tigirs di Iraq mengeluh dengan tugas yang tidak  henti-henti, tetapi ketaatan meraka yang tidak pernah berbelah bagi. Bahkan dalam peperangan Arsuf, tenteranya dari Mosil (sebuah tempat di Iraq) telah menunjukkan ketangkasan yang hebat. Dalam peperangan ini, Salahuddin memang boleh memberikan kepercayaan kepada tentara-tenteranya dari Mesir, Mesopotamia, Syria, Kurds, Turkmans, tanah Arab dan bahkan orang-orang Islam dari mana-mana sahaja. Walaupun mereka berlainan bangsa dan  kaum tetapi Salahuddin telah dapat menyatukan mereka di atas jalan Tuhan dari pada mula peperangan pada tahun 1187 hinggalah berakhirnya pada tahun 1192.
Lane-Poole juga menuliskan dalam peperangan ini Salahuddin senantiasa syura. Ia mempunyai majlis syura (musyawarah) yang membuat keputusan-keputusan ketenteraan. Kadang-kadang majlis ini membatalkan keputusan Salahuddin sendiri. Dalam majlis ini tiada siapa yang mempunyai suara lebih berat tiada siapa yang lebih mempengaruhi fikiran Salahuddin. Semuanya sama sahaja. Dalam majlis itu ada adiknya, anak-anaknya, anak saudaranya, sahabat-sahabat lamanya, pembesar-pembesar tentera, kadi, bendahari dan setiausaha. Semuanya mempunyai sumbangan yang sama banyak dalam membuat keputusan. Pendeknya semuanya menyumbang dalam kepakaran masing-masing. Walau apapun perbincangan dan perdebatan dalam majlis itu, mereka memberikan ketaatan mereka kepada Salahuddin.
Wafatnya Salahuddin
Pada hari Rabu, 27 Safar, 589H, pulanglah Salahuddin ke rahmatullah selepas berhempas pulas mengembalikan tanah air Islam pada usia 57 tahun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah menulis mengenai hari-hari terakhir Salahuddin. Pada malam 27 Safar, 12 hari selepas ia jatuh sakit, ia telah menjadi sangat lemah. Syeikh Abu Ja'afar seorang yang wara' telah diminta menemani Salahuddin di Istana supaya jika ia nazak, bacaan Qur'an dan syahadah boleh diperdengarkan kepadanya. Memang pada malam itu telah nampak tanda-tanda berakhirnya hayat Salahuddin. Syeikh Abu Jaafar telah duduk di tepi katilnya semenjak 3 hari yang lepas membacakan Qur'an. Dalam masa ini Salahuddin selalu pingsan dan sedar sebentar. Apabila Syeikh Au Jaafar membacakan ayat, "Dialah Allah, tiada tuhan melainkan Dia, Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata" (Al-Hasyr: 22), Salahuddin membuka matanya sambil senyum, mukanya berseri dan dengan nada yang gembira ia berkata, "Memang benar".
Selepas ia mengucapkan kata-kata itu rohnya pun kembali ke rahmatullah. Masa ini ialah sebelum subuh, 27 Safar. Seterusnya Bahauddin menceritakan Salahuddin tidak meninggalkan harta kecuali satu dinar dan 47 dirham ketika ia wafat. Tiada rumah-rumah, barang-barang, tanah, kebun dan harta-harta lain yang ditinggalkannya. Bahkan harta yang ditinggalkannya tidak cukup untuk ongkos pengkebumiannya. Keluarganya terpaksa meminjam uang untuk menanggung ongkos pengkebumian ini. Bahkan kain kafan pun diberikan oleh seorang menterinya.
Salahuddin yang Wara'
Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan berkenaan kewarakan Salahuddin. Satu hari ia berkata bahawa ia telah lama tidak pergi sembahyang berjemaah. Ia memang suka sembahyang berjemaah, bahkan ketika sakitnya ia akan memaksa dirinya berdiri di belakang imam. Disebabkan sembahyang adalah ibadah utama yang diasaskan oleh  Rasulullah saw, ia sentiasa mengerjakan sembahyang sunnat malam. Jika disebabkan hal tertentu ia tidak dapat sembahyang mala, ia akan menunaikannya ketika hampir subuh. Bahauddin melihatnya sentiasa sembahyang di belakang imam ketika sakitnya, kecuali tiga hari terakhir di mana ia telah tersangat lemah dan selalu pingsan.
Tetapi ia tidak pernah tinggal sembahyang fardhu. Ia tidak pernah membayar zakat kerana ia tidak mempunyai  harta yang cukup nisab. Ia sangat murah hati dan akan menyedekahkah apa yang ada padanya kepada fakir miskin dan kepada yang memerlukan hinggakan ketika wafatnya ia hanya memiliki 47 dirham uang perak dan satu dinar uang emas. Ia tidak meninggalkan harta.
Bahauddin juga mencatatkan bahawa Salahuddin tidak pernah meninggalkan puasa Ramadhan kecuali hanya sekali apabila dinasihatkan oleh Kadi Fadhil. Ketika sakitnya pun ia berpuasa sehinggalah doktor menasihatinya dengan keras supaya berbuka. Lalu ia berbuka dengan hati yang berat sambil berkata, "Aku tak tahu bila ajal akan menemuiku". Maka segera ia membayar fidyah.
Dalam catatan Bahauddin juga menunjukkan Salahuddin teringin sangat menunaikan haji ke Mekah tetapi ia tidak pernah berkesempatan. Pada tahun kewafatannya, keinginannya menunaikan haji telah menjadi-jadi tetapi ditakdirkan. Ia sangat gemar mendengar bacaan Qur'an. Dalam medan peperangan ia acap kali duduk mendegar bacaan Qur'an para pengawal yang dilawatnya sehingga 3 atau 4 juz semalam. Ia mendengar dengan sepenuh hati dan perhatian sehingga air matanya membasahi dagunya.
Ia juga gemar mendengar bacaan hadis Rasulullah saw. Ia akan memerintahkan orang-orang yang bersamanya duduk apabila hadis dibacakan. Apabila ulama hadis datang ke bandar, ia akan pergi mendengar kuliahnya. Kadang kadang ia sendiri membacakan hadis dengan mata yang berlinang. Dalam peperangan kadang-kadang ia berhenti di antara musuh-musuh yang datang untuk mendengarkan hadis-hadis dibacakan kepadanya.
          Salahuddin sangat yakin dan percaya kepada pertolongan Allah.  Ia biasa meletakkan segala harapannya kepada Allah terutama ketika dalam kesusahan. Pada satu ketika ia berada di Jerusalem yang pada masa itu seolah-olah tidak dapat bertahan lagi dari pada kepungan tentera bersekutu Kristian. Walaupun keadaan sangat terdesak ia enggan untuk meninggalkan kota suci itu. Malam itu adalah malam Jumaat musim sejuk. Bahaauddin mencatatkan, "Hanya aku dan Salahuddin sahaja pada masa itu. Ia menghabiskan masa malam itu dengan bersembahyang dan munajat.
Pada tengah malam saya minta supaya ia beristirahat tetapi jawabannya, "Ku fikir kau mengantuk. Pergilah tidur sejenak". Bila hampis subuh akupun bangun dan pergi  mendapatkannya. Aku dapati ia sedang membasuh tangannya. "Aku tidak tidur semalam" katanya. Selepas sembahyang subuh aku berkata kepadanya, "Kau kena munajat kepada Allah memohon pertolongan-Nya".
Lalu ia bertanya, "Apa yang perlu ku lakukan?"
Aku menjawab, Hari ini hari Jumaat. Engkau mandilah sebelum pergi ke masjid Aqsa. Keluarkanlah infaq dengan senyap-senyap. Apabila kau tiba di masjid, sembahyanglah dua rakaat selepas azan di tempat  Rasulullah saw pernah sembahyang sebelum mi'raj dahulu. Aku pernah membaca hadis doa yang dibuat di tempat itu adalah mustajab. Oleh itu kau bermunajad-lah kepada Allah dengan ucapan "Ya Tuhanku, aku telah kehabisan segala bekalanku. Kini aku mohon pertolongan-Mu. Aku menyerahkan diriku kepada-Mu. Aku yakin hanya Engkau saja yang boleh menolongku dalam keadaan yang genting ini."
Aku mengatakan kepadanya, "Aku sangat berharap Allah akan mengkabulkan doamu". Lalu Salahuddin melakukan apa yang ku usulkan. Aku berada di sebelahnya ketika dahinya mencecah bumi sambil menangis hingga air  matanya mambasahi janggutnya dan menitik ke tempat sembahyang. Aku tidak tahu apa yang didoakannya tetapi aku melihat tanda-tanda doanya dikabulkan sebelum hari itu berakhir. Perbalahan berlaku di antara musuh-musuh yang menatijahkan berita baik bagi kami beberapa hari kemudian. Akhirnya mereka membuka khemah-khemah mereka dan berangkat ke Ramla pada hari senin pagi"
Perangai Salahuddin
Siapa yang rapat dengannya mengatakan ia adalah seorang Islam yang taat kepada Allah, sangat peka kepada keadilan, pemurah, lembut hati, sabar dan tekun. Bahauddin bin Shaddad, penasihat utama Salahuddin telah mencatatkan ia telah memberikan masa untuk rakyat dua kali seminggu, yaitu pada hari senin dan selasa. Pada masa ini ia disertai oleh pembesar-pembesar negara, ulama dan kadi. Semua orang boleh berjumpa dengannya.
Ia sendiri akan membacakan aduan yang diterimanya dan mengucapkan untuk dituliskan oleh juru tulis tindakan yang perlu diambil dan terus ditandatanganinya pada masa itu juga. Ia tidak pernah membenarkan orang meninggalkannya selagi ia belum menyempurnakan hajat orang itu. Dalam masa yang sama ia senantiasa bertasbih kepada Allah.
Jika ada orang membuat aduan, ia akan mendegarkan dengan teliti dan kemudian memberikan keputusannya. Sauatu hari seorang lelaki telah membuat aduan berkenaan Taqiuddin, anak saudaranya sendiri. Dengan segera ia memanggil anak saudaranya itu dan meminta penjelasan. Dalam ketika yang lain ada orang yang membuat tuduhan kepada Salahuddin sendiri. Yang memerlukan penyiasatan. Walaupun tuduhan orang itu didapati tidak berasas, ia telah menghadiahkan orang itu sehelai jubah dan beberapa pemberian yang lain.
Ia adalah seorang yang mulia dan baik hati, lemah lembut, penyabar dan sangat benci kepada ketidak adilan. Ia sentiasa mengabaikan kesilapan-kesilapan pembantu-pembantu dan khadam-khadamnya. Jika mereka melakukan kesilapan yang memanaskan hatinya, ia tidak pernah menyebabkan kemarahannya menjatuhkan air muka mereka. Pada suatu ketika ia pernah meminta air minum, tetapi entah apa sebabnya air itu tidak diberikan kepadanya. Ia meminta sehingga lima kali lalu berkata, "Aku hampir mati kehausan". Ia kemudian meminum air yang dibawakan kepadanya tanpa menunjukkan kemarahan.
Dalam ketika yang lain ia hendak mandi selepas mengalami sakit yang agak lama. Didapatinya air yang disediakan agak panas, lalu ia meminta air sejuk.
Sebanyak dua kali khadamnya menyebabkan air sejuk terpercik kepadanya. Disebabkan ia belum benar-benar sihat, ia merasa kesejukan tetapi ia hanya berkata kepada khadamnya, "Katakan sajalah kalau kau tak suka kepadaku".
Lalu khadam itu cepat-cepat minta maaf dan  Salahuddin terus memaafkannya. Bahauddin juga telah mencatatkan beberapa peristiwa yang menunjukkan sifat pemurah dan baik hati Salahuddin. Kadang-kadang kawasan yang baru ditawannya pun diberikannya kepada pengikutnya. Satu ketika ia telah berjaya menawan bandar 'Amad. Lalu seorang perwira tentera, Qurrah Arslan, menyatakan keinginannya untuk memerintah bandar itu. Dengan senang hati ia memberikannya. Bahkan dalam beberapa ketika ia menjualkan hartanya semata-mata untuk membeli hadiah. Melihat betapa pemurahnya Salahuddin, bendaharinya selalu merahsiakan baki uang simpanan untuk digunakan semasa kecemasan. Jika ia tahu, ia akan menyedekahkan khazanah negara sehingga habis.
Salahuddin pernah mengatakan ada orang baginya uang dan debu sama sahaja. "Aku tahu", kata Bahauddin, "Ia mengatakan dirinya". Salahuddin tidak pernah membiarkan tetamunya meninggalkannya  tanpa hadiah atau sebarang bentuk pemberian tanda penghargaan, walaupun tamunya itu seorang kafir. Raja Saida pernah melawat Salahuddin dan ia menyambutnya dengan tangat terbuka, melayaninya dengan hormat dan mengambil kesempatan menerangkan Islam. Bahkan Salahuddin sentiasa mengirimkan ais dan buah-buahan kepada Richard the Lion, musuh ketatnya, ketika Raja inggris itu sakit.
Hatinya memang sangat lembut hingga ia sangat mudah terkesan apabila melihat orang dalam kesusahan dan kesedihan. Suatu hari seorang perempuan Kristian datang mengadu kehilangan bayinya. Perempuan itu menangis dan meraung di depan Salahuddin sambil menceritakan bayinya dicuri dari khemahnya. Perempuan itu seterusnya mengatakan ia telah  dimaklumkan hanya Salahuddin sahaja yang boleh mendapatkan bayi itu kembali. Hatinya tersentuh mendengar cerita perempuan itu lalu iapun turut menangis. Ia segera memerintahkan pegawai-pegawainya mencari bayi itu di pasar hamba-sahaya. Tidak lama kemudian bayi itu telah dapat dibawa kembali lalu dengan rasa gembira mendoakan kesejahteraan Salahuddin.
Bahauddin juga mencatatkan Salahuddin sangat kasihan belas kepada anak-anak yatim. Bila ia terjumpa anak-anak yatim ia akan menguruskan supaya ada orang menjadi penjaga anak itu. Kadang-kadang ia sendiri yang akan menjaga dan membesarkan anak yatim yang ditemuinya. Ia juga sangat kasihan melihat orang tua atau yang kurang upaya dan akan memberikan penjagaan yang khas kepada mereka apabila ia bertemu dengan orang sedemikian.
Kesungguhan dan Semangat Ketika mengepung bandar Acre, Bahauddin mencatatkan bahawa Salahuddin mengidap sakit berat yang menyebabkan beliau sangat susah untuk bangun.
Meskipun demikian, ia keluar menunggang kudanya untuk memeriksa angkatan tenteranya. Bahauddin bertanya kepadanya bagaimana ia boleh menahan sakitnya. Maka Salahuddin menjawab, "Penyakit akan meninggalkanku apabila kamu menunggang kuda".
Dalam ketika yang lain ia sebenarnya dalam keadaan yang lemah akibat sakit tetapi pergi memburu musuh sepanjang malam. "Apabila ia sakit", kata Bahauddin, Aku dan doktor akan bersamanya sepanjang malam. Ia  tidak dapat tidur akibat menahan sakit, tetapi apabila pagi menjelang, ia akan menunggang kuda untuk melawan musuh. Ia menghantar anak-anaknya ke medan perang sebelum memerintahkan orang lain berbuat demikian. Aku dan doktornya bersamanya sepanjang hari menunggang kuda sehinggalah musuh berundur apabila senja menjelang. Ia hanya akan kembali ke khemah selepas memberikan arahan untuk kawalan keselamatan pada waktu malam".
Dalam kesungguhan, semangat dan ketahanan rasanya tiada siapa yang boleh menandingi Salahuddin. Kadang-kadang ia sediri pergi ke kawasan perkhemahan tentera musuh bersama perisik-perisiknya sekali bahkan dua kali sehari. Ketika berperang ia sendiri akan pergi merempun celah-celah tentera musuh yang sedang mara. Ia sentiasa mengadakan pemeriksaan ke atas setiap tenteranya dan memberikan arahan kepada panglima-panglima tenteranya. Bahauddin ada mencatatkan satu kisah yang menunjukkan betama beraninya Salahuddin. Salahuddin diberitahu  bahawa ia selalu mendengar bacaan hadis pada masa lapang bukannya ketika perang. Apabila menden gar perakara ini ia segera mengarahkan supaya hadis-hadis dibacakan kepadanya ketika peperangan sedang berkecamuk dengan sengitnya.
Salahuddin tidak pernah gentar dengan ramainya tentera Salib yang datang untuk menentangnya. Dalam bebeerapa  ketika, tentera Salib berjumahsehingga 600,000 orang, tetapi Salahuddin menghadapinya dengan tentera yang jauh lebih sedikit. Berkat pertolongan Allah ia menang, membunuh ramai musuh dan membawa ramai tawanan. Ketika mengepung Acre, pada satu petang lebih dari 70 kapal tentera musuh beserta senjata berat mendarat pada satu petang.
Boleh dikatakan semua orang merasa gentar kecuali Salahuddin. Dalam satu peperangan yang sengit semasa kepungan ini, serangan mendadak besar-besaran dari musuh telah menyebabkan tentera Islam kalang kabut. Tentera musuh telah merempuh khemah-khemah tentera Islam bahkan telah sampai ke khamah Salahuddin dan mencabut benderanya. Tetapi Salahuddin bertahan dengan teguhnya dan berjaya mengatur tenteranya  kembali sehingga ia berjaya membalikkan kekalahan menjadi kemenangan. Musuh telah kalah teruk dan berundur meninggalkan lebih kurang 7,000 mayat-mayat.
Bahauddin ada mencatatkan betapa besarnya cita-cita Salahuddin. Suatu hari Salahuddin pernah berkata kepadanya, "Aku hendak beri tahu padamu apa yang ada dalam hatiku. Apabila Allah mentakdirkan seluruh tanah suci ini di bawah kekuasaanku, aku akan serahkan tanah-tanah kekuasaanku ini kepada anak-anakku, kuberikan arahan-arahanku yang terakhir lalu ku ucapkan selamat tinggal. Aku akan belayar untuk menaklukkan pulau-pulau dan tanah-tanah. Aku tak akan meletakkan senjata ku selagi masih ada orang-orang kafir di atas muka bumi atau jika ajalku sampai.
Salahuddin Sebagai Ulama
Salahuddin memiliki asas pengetahuan agama yang kukuh. Ia juga mengetahui setiap suku-suku kaum Arab dan adat-adat mereka. Bahkan ia mengetahui sifat-sifat kuda Arab walaupun ia sebenarnya orang Kurdi. Ia sangat gemar mengumpulkan pengetahuan dan maklumat dari kawan-kawannya dan utusan-utusannya yang sentiasa berjalan dari satu penjuru ke satu penjuru negerinya. Di samping Qur'an ia juga banyak menghafal syair-syair Arab.
Lane-Poole juga ada menuliskan bahawa Salahuddin berpengetahuan yang dalam dan gemar untuk mendalami lagi bidang-bidang akidah, ilmu hadis serta sanad-sanad dan perawi-perawinya, syariah dan usul figh dan juga tafsir Qur'an.
 
Rujukan : Bahauddin bin Shaddad. 1234M,632H.
Al-Nawadir-I-Sultania: Sirat Salahuddin (Bin Nawadir-I-Sultania). Mesir
(diterbitkan 1317h):31,32-33, 7,155 Poole S. L. 1914. Saladin. New York: 72,
99.

Note : Salahuddin adalah yang menghidupkan Maulid Nabi Muhammad saw, hingga
Tentara islam terus berjaya.

Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, anda pun bisa mendownloadnya dalam bentuk PDF .
Download PDF

Ikuti 
Panduan Download jika anda kesulitan untuk mendownloadnya

Jika linknya sudah mati atau tidak bisa mendownload silahkan hubungi 
Pengelola

Sampai jumpa di artikel berikutnya...... 


Kamis, 11 Oktober 2012

74 WASIAT UNTUK PARADownload PDF PEMUDA


Segala puji bagi Allah yang berfirman:“Dan sungguh Kami telah memerintahkan orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah.” (An-Nisa’: 131)
Serta shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan rasul-Nya, Muhammad yang bersabda:
“Aku wasiatkan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah , serta agar kalian mendengar dan patuh.” Dan takwa kepada Allah adalah mentaati-Nya dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Wa ba’du:
Berikut ini adalah wasiat islami yang berharga dalam berbagai aspek seperti ibadah, muamalah, akhlak, adab dan yang lainnya dari sendi-sendi kehidupan. Kami persembahkan wasiat ini sebagai peringatan kepada para pemuda muslim yang senantiasa bersemangat mencari apa yang bermanfaat baginya, dan sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Kami memohon kepada Allah agar menjadikan hal ini bermanfaat bagi orang yang membacanya ataupun mendengarkannya. Dan agar memberikan pahala yang besar bagi penyusunnya, penulisnya, yang menyebarkannya ataupun yang mengamalkannya. Cukuplah bagi kita Allah sebaik-baik tempat bergantung.

1. Ikhlaskanlah niat kepada Allah dan hati-hatilah dari riya’ baik dalam perkataan ataupunperbuatan.
2. Ikutilah sunnah Nabi dalam semua perkataan, perbuatan, dan akhlak.
3. Bertaqwalah kepada Allah dan ber’azamlah untuk melaksanakan semua perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
4. Bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nashuha dan perbanyaklah istighfar.
5. Ingatlah bahwa Allah senatiasa mengawasi gerak-gerikmu. Dan ketahuilah bahwa Allah melihatmu, mendengarmu dan mengetahui apa yang terbersit di hatimu.
6. Berimanlah kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta qadar yang baik ataupun yang buruk.
7. Janganlah engkau taqlid (mengekor) kepada orang lain dengan buta (tanpa memilih dan memilah mana yang baik dan yang buruk serta mana yang sesuai dengan sunnah/syari’at dan mana yang tidak). Dan janganlah engkau termasuk orang yang tidak punya pendirian.
8. Jadilah engkau sebagai orang pertama dalam mengamalkan kebaikan karena engkau akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang mengikuti/mencontohmu dalam mengamalkannya.
9. Peganglah kitab Riyadlush Shalihin, bacalah olehmu dan bacakan pula kepada keluargamu, demikian juga kitab Zaadul Ma’ad oleh Ibnul Qayyim.
10. Jagalah selalu wudlu’mu dan perbaharuilah. Dan jadilah engkau senantiasa dalam keadaan suci dari hadats dan najis.
11. Jagalah selalu shalat di awal waktu dan berjamaah di masjid terlebih lagi sahalat ‘Isya dan Fajr (shubuh).
12. Janganlah memakan makanan yang mempunyai bau yang tidak enak seperti bawang putih dan bawang merah. Dan janganlah merokok agar tidak membahayakan dirimu dan kaum muslimin.
13. Jagalah selalu shalat berjamaah agar engkau mendapat kemenangan dengan pahala yang ada pada shalat berjamaah tersebut.
14. Tunaikanlah zakat yang telah diwajibkan dan janganlah engkau bakhil kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
15. Bersegeralah berangkat untuk shalat Jumat dan janganlah berlambat-lambat sampai setelah adzan kedua karena engkau akan berdosa.
16. Puasalah di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar Allah mengampuni dosa-dosamu baik yang telah lalu ataupun yang akan datang.
17. Hati-hatilah dari berbuka di siang hari di bulan Ramadhan tanpa udzur syar’i sebab engkau akan berdosa karenanya.
18. Tegakkanlah shalat malam (tarawih) di bulan Ramadhan terlebih-lebih pada malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah agar engkau mendapatkan ampunan atas dosa-dosamu yang telah lalu.
19. Bersegeralah untuk haji dan umrah ke Baitullah Al-Haram jika engkau termasuk orang yang mampu dan janganlah menunda-nunda.
20. Bacalah Al-Qur’an dengan mentadaburi maknanya. Laksanakanlah perintahnya dan jauhi larangannya agar Al-Qur’an itu menjadi hujjah bagimu di sisi rabmu dan menjadi penolongmu di hari qiyamat.
21. Senantiasalah memperbanyak dzikir kepada Allah baik perlahan-lahan ataupun dikeraskan, apakah dalam keadaan berdiri, duduk ataupun berbaring. Dan hati-hatilah engkau dari kelalaian.
22. Hadirilah majelis-majelis dzikir karena majelis dzikir termasuk taman surga.
23. Tundukkan pandanganmu dari aurat dan hal-hal yang diharamkan dan hati-hatilah engkau dari mengumbar pandangan, karena pandangan itu merupakan anak panah beracun dari anak panah Iblis.
24. Janganlah engkau panjangkan pakaianmu melebihi mata kaki dan janganlah engkau berjalan dengan kesombongan/keangkuhan.
25. Janganlah engkau memakai pakaian sutra dan emas karena keduanya diharamkan bagi laki-laki.
26. Janganlah engkau menyeruapai wanita dan janganlah engkau biarkan wanita-wanitamu menyerupai laki-laki.
27. Biarkanlah janggutmu karena Rasulullah: “Cukurlah kumis dan panjangkanlah janggut.” (HR. Bukhari Dan Muslim)
28. Janganlah engkau makan kecuali yang halal dan janganlah engkau minum kecuali yang halal agar doamu diijabah.
29. Ucapkanlah "bismillah" ketika engkau hendak makan dan minum dan ucapkanlah "alhamdulillah" apabila engkau telah selesai.
30. Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan berilah dengan tangan kanan.
31. Hati-hatilah dari berbuat kezhaliman karena kezhaliman itu merupakan kegelapan di hari kiamat.
32. Janganlah engkau bergaul kecuali dengan orang mukmin dan janganlah dia memakan makananmu kecuali engkau dalam keadaan bertaqwa (dengan ridla dan memilihkan makanan yang halal untuknya).
33. Hati-hatilah dari suap-menyuap (kolusi), baik itu memberi suap, menerima suap ataupun perantaranya, karena pelakunya terlaknat.
34. Janganlah engkau mencari keridlaan manusia dengan kemurkaan Allah karena Allah akan murka kepadamu.
35. Ta’atilah pemerintah dalam semua perintah yang sesuai dengan syari’at dan doakanlah kebaikan untuk mereka.
36. Hati-hatilah dari bersaksi palsu dan menyembunyikan persaksian.
“Barangsiapa yang menyembunyikan persaksiannya maka hatinya berdosa. Dan Allah maha mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (Al-Baqarah: 283)
37. “Dan ber amar ma’ruf nahi munkarlah serta shabarlah dengan apa yang menimpamu.”(Luqman: 17) Ma’ruf adalah apa-apa yang diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya , dan munkar adalah apaapa
yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.
38. Tinggalkanlah semua hal yang diharamkan baik yang kecil ataupun yang besar dan janganlah engkau bermaksiat kepada Allah dan janganlah membantu seorangpun dalam bermaksiat kepada-Nya.
39. Janganlah engkau dekati zina. Allah berfirman: “Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina itu adalah kekejian dan sejelek-jelek jalan.” (Al-Isra’:32)
40. Wajib bagimu berbakti kepada orang tua dan hati-hatilah dari mendurhakainya.
41. Wajib bagimua untuk silaturahim dan hati-hatilah dari memutuskan hubungan silaturahim.
42. Berbuat baiklah kepada tetanggamu dan janganlah menyakitinya. Dan apabila dia menyakitimu maka bersabarlah.
43. Perbanyaklah mengunjungi orang-orang shalih dan saudaramu di jalan Allah.
44. Cintalah karena Allah dan bencilah juga karena Allah karena hal itu merupakan tali keimanan yang paling kuat.
45. Wajib bagimu untuk duduk bermajelis dengan orang shalih dan hati-hatilah dari bermajelis dengan orang-orang yang jelek.
46. Bersegeralah untuk memenuhi hajat (kebutuhan) kaum muslimin dan buatlah mereka bahagia.
47. Berhiaslah dengan kelemahlembutan, sabar dan teliti. Hatilah-hatilah dari sifat keras, kasar dan tergesa-gesa.
48. Janganlah memotong pembicaraan orang lain dan jadilah engkau pendengar yang baik.
49. Sebarkanlah salam kepada orang yang engkau kenal ataupun tidak engkau kenal.
50. Ucapkanlah salam yang disunahkan yaitu "assalamualaikum" dan tidak cukup hanya dengan isyarat telapak tangan atau kepala saja.
51. Janganlah mencela seorangpun dan mensifatinya dengan kejelekan.
52. Janganlah melaknat seorangpun termasuk hewan dan benda mati.
53. Hati-hatilah dari menuduh dan mencoreng kehormatan oarng lain karena hal itu termasuk dosa yang paling besar.
54. Hati-hatilah dari namimah (mengadu domba), yakni menyampaikan perkataan di antara manusia dengan maksud agar terjadi kerusakan di antara mereka.
55. Hati-hatilah dari ghibah, yakni engkau menceritakan tentang saudaramu apa-apa yang dia benci jika mengetahuinya.
56. Janganlah engkau mengagetkan, menakuti dan menyakiti sesama muslim.
57. Wajib bagimu melakukan ishlah (perdamaian) di antara manusia karena hal itu merupakan amalan yang paling utama.
58. Katakanlah hal-hal yang baik, jika tidak maka diamlah.
59. Jadilah engkau orang yang jujur dan janganlah berdusta karena dusta akan mengantarkan kepada dosa dan dosa mengantarakan kepada neraka.
60. Janganlah engkau bermuka dua. Datang kepada sekelompok dengan satu wajah dan kepada kelompok lain dengan wajah yang lain.
61. Janganlah bersumpah dengan selain Allah dan janganlah banyak bersumpah meskipun engkau benar.
62. Janganlah menghina orang lain karena tidak ada keutamaan atas seorangpun kecuali dengan taqwa.
63. Janganlah mendatang dukun, ahli nujum serta tukang sihir dan jangan membenarkan (perkataan) mereka.
64. Janganlah menggambar gambar manusia dan binatang. Sesungguhnya manusia yang paling keras adzabnya pada hari kiamat adalah tukang gambar.
65. Janganlah menyimpan gambar makhluk yang bernyawa di rumahmu karena akan menghalangi malaikat untuk masuk ke rumahmu.
66. Tasymitkanlah orang yang bersin dengan membaca: "yarhamukallah" apabila dia mengucapkan: "alhamdulillah"
67. Jauhilah bersiul dan tepuk tangan.
68. Bersegeralah untuk bertaubat dari segala dosa dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan karena kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan hati-hatilah dari menunda-nunda.
69. Berharaplah selalu akan ampunan Allah serta rahmat-Nya dan berbaik sangkalah kepada Allah .
70. Takutlah kepada adzab Allah dan janganlah merasa aman darinya.
71. Bersabarlah dari segala mushibah yang menimpa dan bersyukurlah dengan segala kenikamatan yang ada.
72. Perbanyaklah melakukan amal shalih yang pahalanya terus mengalir meskipun engkau telah mati, seperti membangun masjid dan menyebarakan ilmu.
73. Mohonlah surga kepada Allah dan berlindunglah dari nereka.
74. Perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada Rasulullah.
Shalawat dan salam senantiasa Allah curahkan kepadanya sampai hari kiamat juga kepada keluarganya dan seluruh shahabatnya.

(Diterjemahkan dari buletin berjudul 75 Washiyyah li Asy-Syabab terbitan Daarul Qashim
Riyadl-KSA oleh Abu Abdurrahman Umar Munawwir)


Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua, anda pun bisa mendownloadnya dalam bentuk PDF .

Download PDF

Ikuti 
Panduan Download jika anda kesulitan untuk mendownloadnya

Jika linknya sudah mati atau tidak bisa mendownload silahkan hubungi 
Pengelola

Sampai jumpa di artikel berikutnya...... 




 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes